Beranda

2

Indonesia berdiri sebagai Negara Maritim dengan persebaran penduduk yang terkonsentrasi di pulau jawa. Penduduk Indonesia sebagian besar hidup di daerah pedesaan. Secara keseluran jumlah kependudukan indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Menurut sensus penduduk Pada tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49 juta jiwa, hingga pada tahun 2010 menjadi 237.641.326 (Sensus Penduduk 2010). Dari segi kualitas penduduknya pun Indonesia menempati peringkat ke 124 dari 187 negara di seluruh dunia.

permasalahan kependudukan di indonesia salah satu yang harus dihadapi di setiap negara,bukan tidak mungkin angka kelahiran di setiap tahunnya akan terus meningkat,dan pemerintah pun  akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat menengah kebawah juga ikut meningkat.kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis dan lowongan pekerjaan yang terbatas.

Permasalahan kependudukan ini, memberikan efek yang luas bagi kehidupan bangsa Indonesia. Banyak permasalahan besar yang ada di Indonesia, sesungguhnya merupakan dampak dari masalah kependudukan. Banyaknya pengangguran, kurangnya kawasan hijau, dan keterbatasan pelayanan kesehatan adalah contoh dampak dari permasalahan kependudukan yang terjadi di Indonesia.

Selain itu, masalah utama yang juga dialami oleh Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang kependudukan. Hal ini begitu penting untuk dibahas, mengingat permasalahan kependudukan tidak hanya harus ditemukan penyelesaiannya saja, akan tetapi diperlukan kesadaran masyarakat untuk memahami masalah kependudukan, sehingga dampak dari masalah kependudukan ini mendapat dukungan dari masyarakt untuk diselesaikan.

disini penulis akan menyampaikan permaslahan yang terjadi dikota kelahiran penulis atau penulis katakan catatan impian anak pulau yang harus diselesaikan oleh BKkbN pusat Nah, berdasarkan pendekatan di atas dan fakta masalah yang terjadi di Tanjungpinang penulis mencoba mengerucutkan menjadi lima titik masalahan. Pertama masalah kependudukan, ke depan menurut penulis menjadi ancaman tersendiri bagi kota Tanjungpinang tidak jauh berbeda dengan masalah perkotaan di propinsi lain.

Sebagai ibukota propinsi tentunya Tanjungpinang akan menjadi tumpuan masyarakat daerah lain sebagai pusat hijrah disamping itu kota ini juga relatif aman dan nyaman sehingga menjadi magnet tersendiri untuk orang dari daerah lain merantau ke sini. Disamping itu, tingkat mortalitas (kelahiran) juga bisa menjadi satu ancaman. Ancaman ini bukanlah suatu hal yang harus ditakuti.

Hanya ada dua opsi, jika pemerintah sanggup mengelola SDM yang diperkirakan akan tumbuh semakin padat ini maka sudah seharusnya pemerintah menyiapkan sarana infrastruktur dari efek kepadatan penduduk nanti dan sebaliknya jika diperkirakan belum siap memang sudah seharusnya upaya menekan tingkat atau jumlah penduduk harus diupayakan semaksimal mungkin.

Masalah kedua adalah kemiskinan dan gepeng. Hadirnya kemiskinan, gelandangan dan pengemis di daerah perkotaan memang menjadi isu sentral strategis yang menjadi tanggungjawab seorang walikota untuk menyelesaikan permasalahan ini. Bank dunia membagi kemiskinan ke dalam tiga jenis yaitu kemiskinan absolute; kemiskinan moderat dan kemiskinan relatif.

Kemiskinan absolut atau super miskin adalah mereka yang berpendapatan per kapita kurang dari 1 Dollar AS perhari. Memang hingga saat ini, Tanjungpinang belum memiliki data yang relatif lengkap tentang data kemiskinan ini, tapi seiring dengan laju pertumbuhan penduduk nantinya pelan tapi pasti ini menjadi ancaman. Bahkan, hari ini kita bisa begitu mudah menyaksikan gelandangan dan pengemis di persimpangan jalan kota Tanjungpinang, padahal lima atau sepuluh tahun lalu fenomena seperti ini relatif jarang terlihat. Perlu pencegahan represif dan persuasif untuk menangani masalah ini.

Berikutnya, masalah ketiga adalah tindak jinayah (kejahatan). Melihat pemberitaan media cetak selain koran merah begitu sering memberitakan berita-berita tindakan kejahatan seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan dan lain sebagainya. Masalah ini memang masih punya rentetan dengan masalah kemiskinan. Beban hidup, ekonomi dan merosotnya nilai-nilai moral masyarakat mungkin menjadi salah satu faktor dari timbulnya permasalahan ini. Hal ini menurut penulis merusak prinsip tatanan kota yang madani. Perlu rumusan dan kebijakan yang mampu memberikan jawaban atas permasalahan tindak jinayah ini.

Keempat,  kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas. Bandingkan lima tahun sebelumnya. Saat ini, jangan coba-coba untuk berangkat kerja atau pergi ke sekolah seperti waktu biasa. Melewati jalan-jalan strategis kota Tanjungpinang saat ini, fenomena macet sudah terjadi dimana-mana. Isu ini paling seksi di kemudian hari jika memang Cawako punya tawaran konsep menangani permasalahan ini.

Masalah terakhir adalah masalah pengelolaan sampah. Kendati Tanjungpinang sudah mendapatkan sekian kali piala Adipura, itu bukan merupakan jaminan bahwa Tanjungpinang bebas dari sampah. Sampah tetap saja menjadi ancaman. Lihat saja kondisi di pelantar-pelantar yang ada di Tanjungpinang. Banyak sekali sampah. Tentunya harus ada penanganan serius dan ini juga bisa menjadi program unggulan seorang Cawako yang memang idealnya mengetahui permasalahan daerah yang kelak akan dipimpinnya jika menang dalam Pemilukada kelak.

Disamping kelima hal ini, dua hal penting yang lainnya tidak boleh tertinggal dalam merencanakan permasalahan yang ada adalah masalah pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sebab ini sebenarnya yang menjadi keluhan masyarakat perkotaan. Kita bisa melihat bagaimana pelayanan kesehatan di RSUD Tanjungpinang yang belum memuaskan dan masalah infrastruktur pendidikan seperti minimnya bangunan sekolah yang kemudian membuat masyarakat bingung mau menyekolahkan anaknya ke sekolah mana karena kuotanya sudah relatif penuh bisa terancam tidak sekolah gara-gara permasalahan ini.

Karena pentingnya untuk menyelesaikan masalah kependudukan ini, oleh karena itu saya bentuk blog ini yang akan membahas solusi alternatif masalah kualitas juga kuantitas kependudukan di Indonesia serta upaya edukasi masalah kependudukan.
Saya bentuk blog ini sebagai bentuk bakti saya sebagai anak bangsa dan sebagai anak pulau untuk membangun Indonesia Emas 2045.

Dituliskan oleh joni syafrizal

disarikan dari web :www.google.com/indonesia

 

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar