Arsip

BkkbN kampanyekan program pencegahan korupsi berbasis keluarga

images (1)
“Sehingga nilai-nilai kejujuran tertanam sejak balita, remaja sampai dengan lansia.”

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan kampanye program pencegahan korupsi berbasis keluarga ke seluruh wilayah di Indonesia.
“BKKBN terus mengkampanyekan pencegahan korupsi berbasis keluarga, salah satunya melalui seni dan budaya tradisional yang ada di Indonesia,” kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty melalui siaran pers di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan terkait Peluncuran Program Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga Melalui Seni dan Budaya Tradisional di Nagrek, Kabupaten Bandung.

Dalam acara tersebut disuguhkan pertunjukan seni tradisional khas masyarakat setempat, yaitu wayang golek yang didalamnya berisi pesan-pesan anti korupsi berbasis keluarga.

“Pendidikan anti korupsi dan penanaman hidup sederhana dalam keluarga menjadi hal yang paling utama untuk terus disosialisasikan dalam menanamkan nilai kejujuran berbasis keluarga,” kata Surya.

Dia menambahkan, BKKBN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang salah satu fokus utamanya pembangunan keluarga, memiliki andil besar dalam pencegahan korupsi berbasis keluarga.

Hal itu karena penanaman anti korupsi dapat disinergikan dengan program-program pembangunan keluarga khususnya melalui Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Bina Keluarga Lansia dan masyarakat pada umumnya.

“Sehingga nilai-nilai kejujuran tertanam sejak balita, remaja sampai dengan lansia,” katanya.

Dia juga menyebutkan, penyampaian pesan anti korupsi berbasis keluarga juga dilakukan melalui kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat dan dilaksanakan dengan bahasa yang dapat diterima oleh masyarakat.

“Kegiatan tersebut selain untuk melestarikan seni dan budaya tradisional, juga menyisipkan pesan-pesan kejujuran dan anti korupsi kepada keluarga-keluarga Indonesia, sehingga harapan ke depan, keluarga-keluarga Indonesia bebas dari korupsi,” katanya.

Ditulis : joni syafrizal
sumber :BKKBN (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan),Jakarta (ANTARA News)

46,2 Persen Pria Berencana Nikah di Usia 20-25

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah lama meluncurkan program generasi berencana atau Genre. Namun, upaya pendewasaan usia perkawinan dirasakan masih belum maksimal.

Berdasarkan survei pada 2015, sekitar 19,2 persen remaja wanita merencanakan nikah di usia 22 tahun. “Untuk pria sekitar 46,2 persen merencanakan nikah usia kisaran 20 hingga 25 tahun,” ujar Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty di Kantor BKKBN, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3/2016).

Padahal, lanjut Surya, sesuai kampanye BKKBN, usia ideal menikah untuk wanita itu minimal 21 tahun. Sementara untuk pria minimal usia 25 tahun.

Berdasarkan evaluasi, tidak optimalnya kampanye penundaan usia perkawinan itu karena kampanye Program Genre sebelumnya yang tidak fokus.

“Sebelumnya itu kampanye diarahkan ke substansi kesehatan reproduksi remaja. Yaitu katakan jangan pada seks pranikah, jangan pada napza, dan tidak pada HIV/AIDS,” lanjut dia.

Surya merasa, untuk bisa mengoptimalkan Program Genre, maka harus merujuk kembali pada Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga berencana, dan sistem informasi keluarga.

“Pasal 24 ayat 1 itu menyebut penyelenggaraan KB dilakukan dengan berbagai upaya. Salah satunya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,” kata Surya.

Dengan mempertimbangkan semua itu, BKKBN membuat pencitraan baru atau rebranding dengan mengubah substansi menjadi katakan tidak pada nikah dini, katakan tidak pada seks pra nikah, dan katakan tidak pada penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (napza).

“Kita mempertimbangkan amanat yang tertuang dari PP 87 Tahun 2014 itu dan melakukan pengkajian mendalam. Ya akhirnya sampai pada hasil ini. Rebranding,” jelas dia.

Program Genre sendiri merupakan program yang dikembangkan dalam rangka membantu penyiapan kehidupan berkeluarga bagi para remaja. Sasaran dari program itu adalah para remaja usia 10 sampai 24 tahun dan belum menikah.

“Dengan Program Genre ini, para remaja akan mampu menempuh jenjang pendidikan secara terencana, berkarier, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi mereka,” pungkas Sury.

images
091805100_1416819247-menikah

Disusun oleh : Joni syafrizal

Disarikan dari : google.com //liputan 6 :pria menikah diusia 20-25

Budaya Korea, Budaya Kita punya itu ….

unduhan (5)
“eh Han Ga-In cantik banget  ya…. Pingin deh jadi pacarnya”
“Udah tau lagu nya  yang baru rilis belom? Katanya sekarang masuk di puncak klasmen musik lho”
“wak kawan , gw baru makan bulgogi, maknyus loh …bravo ”

Pernah mendengar percakapan semacam ini? Tentu saja pernah kan? Produk besutan negeri ginseng ini memang sangat marak di negara kita, Indonesia. Tidak hanya kaum hawa yang berbunga – bunga melihat ketampanan aktor – aktornya, kaum adam pun ikut ternganga saat melihat aksi panggung girl band ala Korea Selatan, yang katanya begitu aduhai. Ya, hingga saat ini Hallyu atau gelombang Korea masih melanda bangsa kita.

Korea Selatan, memang negara dengan ragam budaya. Negara dengan nama asli Taehan Min’Guk ini masih menjaga kekentalan budayanya. Hal ini dapat kita saksikan pada berbagai drama Korea, seperti penggunaan Hanbok saat upacara adat, sajian kimchi dan budaya pernikahan dengan sejuta kompleksitasnya. Tak hanya dramanya, kebudayaan korea pun ikut hadir dan merasuk dalam berbagai lagu K-Pop yang saat ini banyak kita dendangkan.

Sejak masuknya drama Endless Love (Autumn in my Heart) di salah satu stasiun televisi di Indonesia pada tahun 2000, kebudayaan Korea memang sudah banyak mencuri hati rakyat Indonesia, terutama kalangan wanita dan remaja. Tak jarang kita melihat penerus bangsa kita begitu fasih mengucapkan sarangheyo serta hapal dengan kebiasaan masyarakat disana. Tidak hanya di Indonesia, kejadian serupa juga terjadi di negara lainnya, seperti Jepang, Tiongkok dan Taiwan. Hal ini merupakan sebuah bukti otentik bahwa Korea Selatan mampu memertahankan budayanya sekaligus mengekspansi budaya di berbagai belahan dunia lainnya.

Lalu bagaimana dengan Budaya Nasional?

unduhan (3)unduhan (4)9a4b0eddf84c618d24d4d71cb0b71c88
Koleksi Spring/Summer 2010 dari Dries Van Noten yang ditampilkan di Paris Fashion Week.

Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai budaya bangsa tercinta kita, apakah ada yang mampu menyebutkan salah satu prestasi budaya nasional kita? Mungkin banyak dari pembaca akan menggelengkan kepalanya, sebagian lainnya mungkin akan berusaha mengingat ingat detil prestasi yang pernah ditorehkan, dan lainnya mungkin akan sekedar melewatkan bagian ini.

Indonesia memang punya sejuta budaya, bahkan lebih. Setiap etnis yang tersebar di nusantara memiliki ciri khas yang seharusnya mampu memukau jiwa, namun kenyataan berkata sebaliknya. Gamelan, yang notabene berasal dari tanah Jawa justru lebih menarik lebih banyak perhatian bangsa asing dibandingkan dengan penduduk pribumi. Bahkan, diNew Zealand School of Music (NZSM), permainan gamelan sudah menjadi salah satu mata kuliah dengan kode PERF 250.

Lain cerita, karya lukis batik juga mendunia. Jenis kebudayaan ini sudah dinobatkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Secarafashion, batik juga sudah berulang kali digunakan oleh bintang-bintang internasional seperti Bill Gates, Jessica Alba, Ratu elizabeth II, Ratu Sophie, dan Ratu Juliana. Selain itu, karya lukis batik juga sudah menyabet berbagai juara di berbagai ajang internasional. Bangga dengan prestasi ini? Tentu saja semua akan serempak menjawab “ya”. Namun bagaimana kita bisa berbangga saat kita tidak pernah tahu prestasi ini?
unduhan (6)

Pergelaran Tari Kecak Bali

Berbeda dengan gamelan dan batik, tari kecak yang berasal dari Bali sudah menjadi buah bibir di mancanegara. Tak jarang kita temukan warga asing datang ke pulau dewata karena penasaran dengan indahnya tarian misterius itu. Warga Bali pun turut andil dalam membudayakan tari Kecak ini. Sebagian tempat juga menjadikan ajang latihannya sebagai daya tarik terhadap turis mancanegara.

Ah, andai saja penyanyi tenar macam Isyana Sarasvati mendendangkan lagu khas Jawa Barat semenjak awal karirnya, tentu namanya tak akan semenggelegar sekarang. Ataupun jika Sheila on 7 ternyata tampil di panggung dengan menggunakan Buya dan memainkan kakula, tentu popularitasnya tak akan mencapai hati jutaan penikmat musik Indonesia, mentok-mentok penduduk Sulawesi Tengah saja. Ya, memang kebuyaan etnis “kita” hanya milik penduduk lokal, tidak pernah menjadi budaya bangsa seutuhnya.

Harus Bagaimana?unduhan (7)
Tari Saman di Jalanan Eropa

Setelah disajikan dengan berbagai kenyataan pahit di atas, mungkin sebagian akan mulai bertanya “Lalu saya harus bagaimana?” Budaya Indonesia terlalu beragam dengan sebaran wilayah yang begitu luar biasa luas. Berteriak – teriak untuk mencintai budaya Indonesia saja tentu tidak cukup. Toh, hingga saat ini remaja Indonesia, atau bahkan diri kita sendiri masih belum kenal dengan variasi budaya kita dan justru berkiblat pada budaya Barat. Perlu rumus nan cantik untuk untuk menetralisir racun budaya yang terjadi di negara kita.

Break the wall mungkin jadi satu satunya cara yang ampuh mengelola problematika degradasi budaya ini. Batas tegas antara teknologi dan kebudayaan harus segera dihapuskan. Pamali terhadap teknologi sebisa mungkin ditekan jauh ke dalam bumi. Bagaimana mungkin kita dapat mengenalkan kebudayaan kepada anak cucu kita hanya dengan berbekal cerita turun – temurun tanpa memperkenalkan wujud aslinya? Mustahil seseorang anak dapat mengenal berbagai kebudayaan Indonesia hanya dengan sebuah buku kecil bernama RPUL dan pelajaran seni budaya yang hanya dipatok 2 jam seminggu.

Kita selayaknya perlu belajar dari Korea Selatan. Negara ini mampu mengaburkan batas nyata antara kebudayaan modern dengan kebudayaan tradisionalnya. Cibiran serta omong kosong tentang tabunya adaptasi budaya pada teknologi informasi seakan dipatahkan menjadi kepingan – kepingan kecil. Lewat musik dan dramanya lah Korea Selatan mampu memikat hati penduduk dunia, membuat pelancong dari berbagai penjuru dunia berbondong bondong datang, dan membuat budaya lokal menjadi budaya internasional.

Pelik memang, disaat para budayawan jatuh bangun memertahakan budaya Indonesia pada sendi – sendi kehidupan kita, pemegang tahta media nasional justru tak lagi mengindahkan ragam budaya tersebut. Mereka sibuk memenetrasi pemikiran generasi muda bangsa dengan kebudayaan Barat semata – mata untuk meraup keuntungan sebesar besarnya. Asa untuk memerkenalkan budaya Indonesia di mata Internasional layaknya hanya berupa api – api kecil saja, yang lantas padam termakan waktu. Bukanlah perkara mudah untuk merubah pola pikir bangsa ini, namun apakah kita ingin terus seperti ini? Kita harus bangkit. Kami percaya entah dalam 10, 20 ataupun 100 tahun lagi budaya kita akan bersanding dengan berbagai budaya diluar sana. Bukan sebagai budaya lokal, namun sebagai budaya Indonesia.

Peran BkkbN

IMG-20150502-WA0004-840x420images (4)

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai mengadakan inisiasi untuk Sosialisasi pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kreatif Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang kreatif melalui pegelaran kesenian dan kebudayaan dinilai memiliki potensi besar dalam upaya pengembangan dan pembangunan terhadap generasi muda.

Seni dan Budaya dapat menumbuhkan semangat serta pemkiran positif kaum muda untuk menciptakan generasi yang berencana, sehat, cerdas serta memiliki akhlak mulia. Sebab, kesenian dan budaya memiliki kandungan pesan moral yang kental untuk mendidik prinsif-prinsif pembangunan. Dengan ini, BKKBN menggalakkan program KIE kreatif melalui seni dan budaya agar dapat membantu perjalanan pembangunan kependudukan bidang remaja.

Selain dengan prorgram KIE Kreatif ini dapat menumbuhkan kembali cinta kepada budaya bangsa, diharapkan dapat menjadi media edukasi untuk sosialisasi pemuda anti Narkoba, menghindari seks bebas, HIV/AIDS, penyakit menular seksual, dan program KB. Dengan kemasan budaya, informasi dapat tersampaikan lebih menarik dan mengena melalui kegiatan seperti ini.

Ditulis oleh : Joni syafrizal

KEPENDUDUKAN DALAM “EARTH DAY 2016”

Setiap tahun kita merayakan Hari Bumi Internasional pada tanggal 22 April 2016. Bumi tempat kita tinggal, merupakan planet yang paling nyaman dalam tata surya. Tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin, adanya siang dan malam. Tidak terlupa adanya oksigen juga air yang allah ciptakan untuk kita semua .

hari-bumi-sedunia
unduhan (2)
Bumi, satu-satunya planet yang sempurna untuk kita. Bagai terserang penyakit, kian hari kian parah. Lautnya semakin kotor, air bersihnya semakin sedikit, udaranya kian berpolusi, suhunya semakin panas, cuacanya makin tidak stabil. Dan penyebab sakitnya bumi kita ini, tak lain adalah kita. Penduduknya, manusia.

Hubungan antara kependudukan dan lingkungan bagai dua sejoli di masa SMA yang penuh dengan nostagia yang menarik , saling mempengaruhi satu sama lain. Masalah kependudukan dan lingkungan hidup adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena pada dasarnya, manusia dan makhluk hidup lainnya merupakan komponen hidup yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya.

images (3)

Indonesia secara kuantitas menempati urutan ke empat sebagai negara terpadat, berdasarkan, hasil sensus penduduk pada tahun 2010, total penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 jiwa. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan, jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai 237.6 juta jiwa pada tahun 2010, dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang cukup tinggi yaitu 1,49 persen per tahun naik dibandingkan dari 1,47 persen per tahun pada tahun 2000. Itu berarti dapat diproyeksikan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 271 juta jiwa. (BPS, 2015)
Lalu, apa saja yang mungkin dapat terjadi akibat peningkatan tajam penduduk di Indonesia? Salah satu contoh dampak yang sudah mulai terlihat yaitu gajah masuk desa akibat habitatnya dirusak oleh manusia sehingga gajah tersebut kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan sehingga masuk desa untuk mendapatkan makanan, kelangkaan air akibat menghilangnya daerah serapan air. Kekurangan bahan pangan akibat bertambah banyaknya penduduk dan berkurangnya lahan pertanian. Hingga pencemaran udara akibat bertambahnya kendaraan bermotor dan berkurangnya pohon. (Kusminingrum, 2008. Liputan 6, 2015. BBC, 2015.)
5529c50d6ea83465128b4567

Salah satu provinsi yang mengalami kerusakan lingkungan terparah di Indonesia adalah Provinsi Jambi. Jambi pada tahun 1990 masih memiliki setidaknya 2,2 juta ha hutan. Hutan ini menyokong Suku Anak Dalam (salah satu suku yang menempati hutan di Provinsi Jambi), dalam melakukan kegiatan berburu, meramu, menangkap ikan dan memakan buah-buahan yang ada di dalam hutan, menyokong pasokan air bersih Jambi, sebagai sumber resapan, dan menyokong sumber udara bersih sebagai paru-paru Jambi. (Forest Watch Indonesia. 2011)

Sebagaimana yang dikatakan oleh Direktur Komunikasi Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Rudi Syaf, di Jambi pada pertemuannya dengan Antaranews, (2012), hutan Jambi hingga pada tahun 2012 tersisa kurang dar 1,3 juta hektar. Hal ini menunjukkan bahwa, Jambi telah kehilangan 46% hutannya hanya dalam kurun waktu 12 tahun. Kurang lebih 1,1 juta hektar ini setara dengan 142.857 kali luas Gelora Bung Karno.

Dampak nyata yang terlihat adalah saat ini Jambi kesulitan air bersih, sumur warga mengering, warga terpaksa harus mengeluarkan anggaran Rp60.000 untuk membeli air bersih untuk 1.000 liter yang di jual pedagang keliling. PDAM pun mengakui, sebelumnya air bersih dialirkan ke semua pelanggan selama 24 jam, namun kini PDAM terpaksa melakukan pengaturan supply kepada pelanggan dengan menggilir waktu supply agar dapat merata. (Antaranews. 2015)

Rudy Syaf juga mengatakan bahwa, akibat nyata dari kerusakan hutan ini menyebabkan intensitas air menjadi tinggi dan ketinggian air di sungai pun bertambah. Bahkan hampir semua kabupaten di Jambi mengalami Banjir tiap tahunnya. (Berita Satu, 2016).

macet

Mari kita lihat untuk kondisi di perkotaan seperti Jakarta. Pertambahan penduduk secara nyata mengubah kondisi lingkungan di perkotaan. Jakarta dengan 15.173 penduduk dalam 1 KM per segi, tentu membuat Jakarta mengalami kemacetan yang tidak dapat dielakkan setiap harinya. Padatnya kendaraan menyebabkan Jakarta menjadi kota ketiga setelah Mexico city dan Bangkok sebagai kota paling berpolusi. Bahkan telah ditemukannya jejak polutan di biomarker urin dan darah pada 200 sampel penduduk Jabodetabek, berdasarkan hasil riset yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes.
images (6)

Beralih ke Jogja. Jogja yang telah menjadi kota pendidikan menarik perhatian pencari ilmu di Indonesia. Dengan total 120 perguruan tinggi, Jogja menarik banyak mahasiswa dari luar batas wilayahnya untuk mengais ilmu di sana. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertambahan penduduk yang cukup signifikan dan tentunya memberikan dampak juga terhadap perubahan lingkungan. Untuk pertama kalinya terjadi, Jogja mengalami krisis air bersih. Hal ini dikarenakan membludaknya penduduk dan penggunaan air secara masif. Ditambah semakin berkurangnya daerah resapan air akibat diubah menjadi lahan tempat tinggal.

Lantas timbul pertanyaan. Apa yang dapat kita lakukan?
Tentunya kita perlu mengambil langkah-langkah solutif untuk menyelesaikan kedua pokok permasalahan ini. Yaitu dari segi masalah kependudukan dan masalah lingkungan. Dan kedua solusi tersebut perlu berjalan secara beriringan dan linier untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Untuk permasalahan lingkungan perlu dilakukannya reboisasi dan penghijauan. Kemudian untuk permasalahan kependudukan, perlu dilakukannya program KB dan penyediaan rumah susun. Mari kita bahas satu persatu.
Reboisasi diperlukan dalam upaya mengatasi kerusakan hutan. Penanaman pohon kembali akan membuat hutan mendapatkan vegetasinya. Hutan yang hidup kembali akan menciptakan kondisi udara yang sejuk serta mencegah berbagai dampak buruk yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan. Tumbuhan yang ada pada dasarnya akan menyerap air hujan, sehingga suatu daerah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai persediaan air yang mencukupi dan dapat menjadi wilayah resapan atau penampungan air untuk wilayah di sekitarnya.
images (7)

Selain di hutan, tumbuhan hijau juga mempunyai peran yang sangat penting di luar kawasan hutan. Tumbuhan hijau sebagai produsen utama oksigen, sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, penghijauan atau penanaman tumbuhan hijau, dapat dimulai dari lingkungan sekitar kita seperti halaman rumah. Kita dapat memanfaatkan lahan yang ada di halaman rumah untuk ditanami dengan tumbuhan hijau, misalnya tanaman hias, tanaman obat dan tanaman berkulit keras. Lahan di sekitar tempat tinggal kita seperti kompleks perumahan juga dapat kita manfaatkan untuk penghijauan.
4
KB

Tentunya, solusi ini perlu berjalan berdampingan dengan upaya menanggulangi permasalahan kuantitas penduduk yang ada. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan program Keluarga Berencana yang efektif. Sebagaimana yang di lakukan oleh mantan Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto pada masa orde baru. Terlihat pada tahun 1980, BkkbN memproyeksi pada tahun 2010 Indonesia mempunyai 340 juta penduduk, dan pada tahun yang sama program KB diberlakukan, hingga dampaknya pada tahun 2010 kemarin Indonesia hanya berpenduduk 236 juta jiwa. Hal ini berarti, kebijakan yang diterapkan beliau kala itu mampu menahan 100 juta kelahiran penduduk baru. Program ini berhasil mengingat masifnya sosialisasi KB yang dilakukan beliau. Hampir di tiap kampung, di gapura, atau di depan puskesmasnya, pasti ada patung bapak dengan ibu menggandeng dua anak dan ada lambang dua jari di dalam lingkaran sebagai cara sosialisasi mengenai program KB.
images (8)
Sri Hartoyo, Deputi Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) ,mengatakan saat ditemui oleh tim redaksi jktproperty (2014), dengan besarnya pertumbuhan penduduk, Indonesia memerlukan 31 juta unit rumah baru untuk menyokong seluruh rumah tangganya. Sebanyak 18,5 juta di perkotaan, sementara sisanya sebanyak 12,5 juta unit di pedesaan. Jika dibangun rumah tapak, maka akan diperlukan 170.000 hektar lahan. Sementara jika dibangun sebagai rumah susun hanya memerlukan 39.000 hektar. Artinya efisiensi yang dihasilkan dari pembangunan rumah susun mencapai 436%.

Permasalahan lingkungan pada dasarnya disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk. pertumbuhan penduduk yang memerlukan lahan tempat tinggal, mengharuskan merusak hutan dan area lahan serapan. Oleh karena itu pada hari bumi ini, mari kita tingkatkan kepedulian kita dengan lingkungan, jangan lupa untuk membantu penghijauan bumi dengan menanam pohon di sekitar lingkungan Anda, dan tak tertinggal. . .
DUA ANAK CUKUP KOK!!!!!! GAK REPOT !!!!!BRO >>>>>>ayo KB ….

Daftar Pustaka

Antaranews. 2015. Warga Jambi Kesulitan Peroleh Air Bersih. 27 Oktober 2015.http://jambi.antaranews.com/berita/308984/warga-jambi-kesulitan-peroleh-air-bersih(diakses pada 10 April 2016)

Antaranews. 2012. Hutan Jambi tingga 1,3 Hetare. 14 September 2012.http://www.antarakalbar.com/berita/306215/hutan-jambi-tinggal-13-juta-hektare(diakses pada 10 April 2016)

BBC. 2015. Gajah liar mengamuk ratusan warga desa di Aceh mengungsi. 29 Oktober 2015.http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151029_indonesia_gajah(diakses pada 10 April 2016)

Berita Satu. 2016. Kerusakan Hutan Penyebab Utama Banjir di Jambi. 17 Februari 2016.http://www.beritasatu.com/nasional/349807-kerusakan-hutan-penyebab-utama-bencana-banjir-di-jambi.html (diakses pada 10 April 2016)

BPS, 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Edisi 55. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Forest Watch Indonesia. 2011. Potret Keadaan Hutan Indonesia periode tahun 2000-2009.Jakarta: Forest Watch Indonesia.

Jktproperty. 2014. Pembangunan Rumah Susun Hemat 430% Pemanfaatan Lahan. 3 September 2014. http://jktproperty.com/pembangunan-rumah-susun-hemat-430-pemanfaatan-lahan/ (diakses pada 10 April 2016)

Kusminingrum, Nanny. 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jakarta: Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Liputan 6. 2015. Dilanda Kemarau, Kota Jambi Krisis Air Bersih. 11 Agustus 2015.http://news.liputan6.com/read/2291282/dilanda-kemarau-kota-jambi-krisis-air-bersih(diakses pada 10 April 2016)

Disusun oleh : Joni Syafrizal