Menyadarkan Remaja Terhadap Masalah Kependudukan

IMG_20160513_104516

Sampai sekarang, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang menghadapi masalah kependudukan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Dari segi kuantitas penduduk, menurut Sensus Penduduk (SP) 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa. Angka ini menduduki ranking ke empat negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah China (1,3 milyar jiwa), India (998,1 juta jiwa) dan Amerika Serikat (276,2 juta jiwa). Dari segi kualitas pun, Indonesia masih menempati rangking ke 124 dari 187 negara di dunia. Masalah kependudukan ini, sesungguhnya merupakan masalah yang menjadi akar dari segala masalah yang ada di Indonesia

Miris benar, saat masalah yang begitu besar dan memiliki dampak yang sangat luas tersebut tidak banyak disadari oleh remaja Indonesia, yang sesungguhnya merupakan tonggak bangsa dikemudian hari. Masih sangat jarang ditemui di masyarakat Indonesia, remaja yang memahami masalah kependudukan, apalagi yang mampu menjadi agen perubahan untuk menyebarluaskan ilmu tentang kependudukan yang dimilikinya. Remaja-remaja yang mengerti masalah kependudukan biasanya tergabung di dalam kelompok-kelompok tertentu, dan sulit bergerak, karena biasanya remaja kurang berminat untuk membahas masalah-masalah kependudukan, apalagi membahas KB! Padahal, hal-hal seperti itu sesungguhnya sangat perlu dan sangat penting untuk diketahui remaja. Akan tetapi, kita pun tidak bisa seratus persen menyalahkan mereka, akses untuk mendapatkan pengetahuan tentang masalah kependudukan pun sekarang masih dipertanyakan.

problematika-anak-didik-masa-kini-15-728

Siapa yang tidak pernah menonton acara musik di televisi?

Saya yakin, hampir semua orang yang duduk di ruangan ini pernah menonton acara musik di televisi. Apakah yang bisa kita dapatkan dari acara musik tersebut? Joget lalala yeyeye, obrolan-obrolan yang tidak terlalu penting, gosip-gosip, dan hal-hal lain yang sesungguhnya kurang bermanfaat. Di sisi lain, dipublikasikan oleh Tempo, acara musik memperoleh porsi jam terbesar kedua dari pemirsa, yakni sekitar 20% atau selama 168 jam setahun. Terlebih, acara musik adalah acara yang sangat dekat dengan remaja. Remaja yang tidak tahu musik, kurang gaul berarti. Selain itu, acara musik memenuhi salah satu dari 5 Teori Psikologi Komunikasi. Psikologi Komunikasi adalah ilmu yang mempelajari komunikasi dari aspek psikologi (Jalaludin Rahmat). Acara musik memenuhi salah satu teori dalam teori Psikologi Komunikasi, yaitu Teori Agenda Setting. Teori ini menggambarkan mengenai bagaimana media massa mengatur dan mempengaruhi masyarakat dalam menentukan informasi. Dalam kata lain, media massa mampu membuat suatu agenda informasi yang nantinya dianggap penting oleh masyarakat. Apa yang dianggap penting menurut media, itulah yang akan dianggap penting oleh publik. Oleh karena itulah, saya menawarkan sebuah solusi dengan mengampanyekan informasi tentang kependudukan di dalam acara musik. Jika dalam acara musik dimasukkan kampanye tentang kependukan, maka informasi tentang kependudukan tersebut bisa menjadi informasi penting yang harus diketahui oleh remaja. Dengan begitu, informasi bisa tersampaikan dengan baik karena disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan disampaikan oleh artis berikut pembawa acaranya dengan cara yang santai, tanpa mengurangi esensi dari informasi yang diberikan.

Acara musik yang dirasakan kurang mengedukasi masyarakat, bisa menjadi lebih berbobot dengan mengampanyekan informasi-informasi kependudukan sebagai selingan pada acara tersebut. Sebagai contoh, misalnya sebuah band, setelah selesai menampilkan sebuah lagu, kemudian diberikan sebuah sesi selingan berupa obrolan-obrolan ringan seputar kependudukan. Sesi tersebut dapat diberikan judul “Penduduk oh Penduduk” yang membangkitkan rasa ingin tahu dari penonton. Artis-artis dan pembawa acara membahas satu buah masalah tentang kependudukan, misalnya masalah kuantitas penduduk, kemudian membeberkan solusi berikut saran dari permasalahan tersebut. Tentu saja sesi acara tersebut harus diawasi langsung oleh BKKBN pusat.

Oleh karena itulah, menjadikan acara-acara musik sebagai salah satu media kampanye kependudukan untuk remaja, dapat menjadi solusi untuk mengedukasi remaja tentang kependudukan. Inilah saatnya untuk mengubah cara berfikir remaja Indonesia, yang selama ini menganggap bahwa informasi kepedudukan adalah sesuatu yang tidak penting, menjadi sangat penting dengan mengampanyekannya dalam acara-acara musik.

IMG_20160513_104516